LintasMahakam.com, Kukar – Desa Wisata Pela merupakan salah satu desa yang terletak pada pinggiran Sungai Mahakam, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai nelayan air tawar.
Dikutip dari Jejaring Desa Wisata (Jadesta) Kemenparekraf, Selasa, 29 Maret 2022, dari 12 desa dengan mayoritas etnis Kutai, sedangkan satu-satunya penduduk dengan mayoritas etnis Banjar di Kecamatan Kota Bangun, Kabupaten Kutai Kartanegara. Dari letak geografis, desa wisata ini sebelah Utara berbatasan dengan Muhuran, sebelah selatan dengan Sangkuliman, sebelah barat dengan Semayang, dan sebelah timur dengan Liang Ulu.
Desa Wisata Pela ditetapkan sebagai desa wisata dengan berbasis wisata danau dengan ekosistem pesut. Wisata danau karena letak geografis desa yang berada di dekat Danau Semayang.
Aktivitas masyarakat didominasi oleh penangkapan ikan yang sangat bergantung pada keberadaan Sungai Pela dan Danau Semayang. Desa wisata ini juga menjadi daerah konservasi dan kelestarian Pesut Mahakam.
Pesut Mahakam adalah spesies mamalia yang hidup di air tawar. Mamalia ini termasuk katagori hewan yang dilindungi karena keberadaan hanya sekitar 90 ekor di Sungai Mahakam, sedangkan yang sering melewati jalur Sungai Pela ada sekitar 20 ekor.
Pesut Mahakam adalah salah satu lumba-lumba sehingga tidak dikategorikan sebagai ikan melainkan mamalia. Pesut mahakam melahirkan dan menyusui anaknya, sementara ikan berkembang biak dengan bertelur dan anaknya menetas di luar.
Pesut Mahakam
Pesut Mahakam bernapas dengan paru-paru, sedangkan ikan bernapas dengan insang. Karena bernapas dengan paru-paru maka secara periodik Pesut Mahakam akan muncul ke permukaan air untuk menghirup udara oksigen dan mengeluarkan CO2.
Untuk bernapas, pada bagian belakang kepala Pesut Mahakam terdapat lubang napas untuk mengeluarkan CO2. Dari segi fisik, yang membedakan Pesut Mahakam dengan ikan adalah kedudukan sirip ekornya, kedudukan sirip ekor mamalia air horizontal, sementara sirip ekor ikan vertikal.
Susur Sungai
Atraksi menyusuri Sungai Pela dilakukan dengan menggunakan kapal ferry wisata, perahu longboat dan perahu nelayan. Wisatawan bisa menikmati, melihat rumah panggung dan rumah apung yang ada di bantaran Sungai Pela.
Bila beruntung, wisatawan dapat melihat mamalia langka, yakni Pesut Mahakam. Wisatawan juga dapatmenikmati keindahan Danau Semayang dan panorama alam saat matahari tenggelam.
Atraksi ini dibanderol dengan harga Rp400 ribu (maksimal 20 orang) untuk kapal ferry wisata Pesut Hulu Mahakam. Lalu, perahu longboat Pokdarwis 3B dengan tarif Rp300 ribu (maksimal 10 orang) dan perahu nelayan Rp150 ribu (maksimal 5 orang).
Ragam Atraksi
Ada pula beragam atraksi lain di Desa Wisata Pela, sebut saja ski air yang dipertontonkan oleh anggota Pokdarwis 3B Pela yang ditarik dengan menggunakan kapal Ces. Aksi Mirwan (aktor) ini belajar secara otodidak dan papan ski yang dibuat sendiri secara manual dengan mengikuti arahan dan petunjuk yang ada di media sosial.
Kemudian, atraksi membuat jala dengan menggunakan benang jala. Alat-alat yang digunakan cuban, rimpangan, dirajut atau dijurai. Rimpangan terbuat dari bambu yang dimodifikasi untuk buat lubang yang diinginkan, dan cuban dari bambu yang dibuat runcing untuk benang jala nya agar mudah menjurai.
Wisatawan juga bisa berkemah di Tanjung Tamannoh yang berada di pinggir Danau Semayang yang luas danaunya 13 ribu hektare. Saat berkemah juga bisa menyaksikan matahari terbit dan terbenam.
—