Uncategorized

Pengaruh Gawai Terhadap Perilaku Berbahasa Anak Usia 10 Tahun: Kajian Psikolinguistik

Saat ini, merupakan Era Digital yang terus berkembang. Adanya gawai seperti smartphone, tablet, serta perangkat elektronik lainnya menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari, termasuk bagi anak-anak. Sesungguhnya gawai sangat memberikan kemudahan dan hiburan bagi manusia. Namun dibalik itu, gawai membawa tantangan tersendiri terutama terhadap perilaku berbahasa anak usia 10 tahun. Kajian ini akan membahas pengaruh gawai terhadap perilaku berbahasa anak dari perspektif psikolinguistik.

Gawai dan Perkembangan Bahasa

Psikolinguistik memandang bahasa sebagai bagian penting dari perkembangan kognitif manusia. Anak usia 10 tahun berada dalam tahap perkembangan bahasa yang pesat. Usia ini dapat menyerap dan mempraktikkan kosakata, tata bahasa,  dan kemampuan berkomunikasi. Paparan intensif terhadap gawai sangat berpengaruh pada proses ini, baik secara positif maupun negatif.

Pada dampak positif, gawai memberikan akses informasi kepada pengguna. Berbagai aplikasi dan konten edukatif seperti video pembelajaran, kamus digital, atau permainan interaktif yang dapat membantu meningkatkan kosakata dan pemahaman bahasa pada anak.  

Selain itu, gawai memberikan motivasi belajar bahasa asing. Kebanyakan anak-anak belajar bahasa asing melalui aplikasi atau videko online yang memperkenalkan mereka pada kosakata dan budaya baru.

Pada dampak negatif, pengaruh Bahasa Gaul dan singkatan penggunaan media sosial serta platform pesan singkat dapat mempengaruhi anak untuk menggunakan bahasa tidak baku. Singkatan atau frasa informal akan mempengaruhi penguasaan bahasa standar.

Tidak hanya itu, penurunan kemampuan interaksi langsung juga merupakan dampak negatif. Anak yang terlalu banyak menggunakan gawai cenderung mengalami penurunan kemampuan komunikasi tatap muka sehingga kemampuan memahami intonasi, ekspresi wajah, dan bahasa tubuh pada lawan bicara anak semakin berkurang.

Terdapat kasus yang terjadi pada anak usia 10 tahun berdasarkan pengamatan penulis. Hampir setiap hari anak berinisial A menggunakan gawai 6 jam lebih. Bangun tidur dan pulang sekolah, selalu menggunakan gawai. Bahkan gawai dianggap sebagai penghilang rasa bosan. Dari sisi positif, si A memiliki perkembangan pesat pada kemampuan yang ia miliki yaitu membuat animasi video melalui gadget. Namun akibat seringnya menggunakan gawai, A menjadi kurang peka dengan sekitarnya. Saat A bermain gadget kemudian dipanggil Ibunya, A lambat merespon dan tidak terlalu mengerti perintah apa yang disampaikan oleh Ibu A.

Tinjauan Psikolinguistik

Dalam psikolinguistik, bahasa dipelajari melalu interaksi antara aspek kognitif, sosial, dan lingkungan. Gawai dapat menjadi stimulus yang mendukung atau menghambat pembentukan struktur bahasa pada anak. Anak yang terlalu sering terpapar konten tidak terarah dari gawai dapat mengalami gangguan dalam pembentukan tata bahasa yang benar dan kemampuan berpikir kritis. Namun jika gawai dapat digunakan secara bijak dalam mendukung pembelajaran di sekolah atau aktivitas membaca digital, justru akan memperkaya kemampuan linguistik anak.

Pengaruh gawai terdampak sangat signifikan terhadap perilaku anak usia 10 tahun. Demi memaksimalkan dampak positif dan meminimalkan dampak negatifnya, pengawasan serta pendampingan dari orang tua dan pendidik sangat diperlukan. Adapun langkah yang dapat dilakukan adalah dengan membatasi waktu penggunaan gawai berdasarkan usia anak, memilih konten berkualitas dan mendukung pembelajaran bahasa, mendorong interaksi sosial langsung dalam kehidupan sehari-hari, dan mengintegrasikan teknologi dengan pembelajaran konvensional untuk hasil yang seimbang.

Melalui pengelolaan yang tepat, gawai dapat menjadi alat yang bermanfaat bagi perkembangan bahasa anak tanpa mengorbankan aspek-aspek penting dalam komunikasi sosial.

Penulis : Taqdiraa (Mahasiswa Pascasarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Mulawarman)