LintasMahakam.com, Samarinda – Di era digitalisasi saat ini, rakyat Indonesia tak lagi mengenal batas ketidaktahuan lantaran teknologi yang semakin canggih. Seperti dua sisi mata uang, hal itu dapat menjadi positif dapat juga menjadi hal yang negatif.
Anggota Komisi 4 Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kaltim, Ananda Emira Moeis mengatakan di zaman moderen saat ini masyarakat perlu dibentengi, dengan pemahaman yang komprehensif. Hal itu merujuk pada persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia yang dibangun kemerdekaannya dengan berdarah-darah.
“Bukan berarti era digital itu berbahaya, tapi maksudnya adalah melindungi masyarakat Indonesia dari hal-hal negatif. Hal ini agar masyarakat dihindari dari pemahaman buruk, yang mampu memecah persatuan dan kesatuan bangsa,” ucapnya.
Dijelaskan dia, sebagai Anggota DPRD Kaltim, dia merasa ikut bertanggungjawab mencerdaskan anak bangsa dan mengajak setiap orang untuk konsisten menjaga keberagaman Indonesia. Hal itu dia sebutkan saat menggelar Sosialisasi Kebangsaan (Sosbang) di daerah pemilihannya di Kota Samarinda.
Olehnya itu, Nanda berpesan kepada masyarakat agar terus mempertahankan sikap kegotong royongan dan rasa saling menghormati antar sesama. Hal itu akan saling menguatkan dan mengembalikan marwah Indonesia sebagai negara yang ramah dan damai.
“Kita memiliki Pancasila sebagai dasar negara, kita tahu bahwa tidak hanya suku dan budaya, agama di Indonesia juga tidak hanya satu. Sikap saling menghormati sangat dibuthkan. Untuk lingkungan sekitar, sangat dibutuhkan sikap gotong royong, ada teman susah dibantuin, itu kekuatan kita, NKRI harus dijaga,” jelasnya.
Dia berharap, setiap warga negara mampu bahu-membahu menjaga tanah airnya. Sebab, kokohnya NKRI tergantung bagaimana sikap warga negaranya. “Gotong royong dan saling menghormati yang ditanamkan dalam sanubari masyarakat Indonesia, akan menjadi sumber kekuatan utama menjaga NKRI,” pungkasnya. (Iswanto/ADV/DPRDKaltim)