LintasMahakam.com, Kutai Kartanegara – Pegiat wisata dan kalangan nelayan di daerah pesisir Muara Badak, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur makin intensif mengembangkan potensi wisata bawah laut. Potensi terumbu karang dan beragam biota di perairan Muara Badak ternyata tidak kalah menarik dengan spot-spot penyelaman atau diving di daerah-daerah lain.
“Dulu orang tidak percaya kalau ada terumbu karang-terumbu karang cantik di sekitar sini,” kata Mansur, koordinator Kelompok Masyarakat Pengawas Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Muara Badak, di Muara Badak, Kamis (22/5/2021).
Orang tak percaya ada terumbu karang di perairan Muara Badak, kata Mansur, terutama dari sisi lokasinya. Daerah itu biasa disebut daerah kipas Sungai Mahakam, sehingga terumbu karangnya rawan mengalami pendangkalan. Selain itu memang sebelumnya daerah itu tidak populer sebagai destinasi wisata diving di Indonesia.
Namun dari hasil penelusuran Mansur dan teman-temannya, daerah perairan Muara Badak ternyata menyimpang potensi keindahan laut yang memikat. Dari penelusuran sejauh ini telah ditemukan sedikitnya 13 spot terumbu karang di sana.
Mansur mulai intensif menelusuri potensi terumbu karang ini setelah tak lagi aktif sebagai nelayan sekitar delapan tahun lalu. Dia kemudian aktif melakukan pengawasan sumber daya kelautan dan perikanan. Dalam aktivitasnya itu dia menemukan potensi terumbu karang yang sebagian besar sudah rusak.
“Hanya sekitar 30 persen yang kondisinya masih bagus. Sebagian besar rusak karena bom ikan,” katanya.
Mansur dan pegiat lain kemudian aktif melakukan transplantasi terumbu karang, dibantu oleh pemerintah dan berbagai institusi serta kelompok-kelompok konservasi. Setelah bertahun-tahun perawatan, kini terumbu karang yang ada relatif membaik dan memancing bergama biota laut.
Kini Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Muara Badak sudah menetapkan sejumlah spot diving dengan karakter lansekap terumbu karang yang beragam. Seiring mulai pulihnya kondisi terumbu karang, makin banyak ikan-ikan datang.
“Hiu tutul juga sering muncul,” kata Mansur yang juga menjadi Koordinator Pokdarwis Muara Badak tersebut.
Seiring pendampingan diving berikut penyewaan alat selam oleh Pokdarwis itu, belakangan ini mulai banyak wisatawan yang melakukan penyelaman di Muara Badak. Mansur mengatakan, pengunjung yang masih belajar selam akan diajak ke spot yang relatif dangkal namun tetap memiliki pemandangan bawah laut yang indah.
Ada yang unik dari penamaan spot-spot selam di Muara Badak. Nama-namanya disesuaikan dengan momen penemuannya. Spot Batu Hiu misalnya, saat awal ditemukan dahulu sedang banyak hiu di lokasi tersebut.
Ada juga spot yang dinamakan Batu Bom. Kisahnya, saat nelayan dan pegiat mengamati lokasi itu, tiba-tiba terdengar suara bom ikan yang memekakkan telinga.
“Ada juga yang namanya Batu Lampe, saat kami menelam ke sana ada pukat yang sedang terpasang di sekeliling terumbu karang untuk menjebak ikan. Akhirnya pukat kami potong,” kata Mansur.
Namun tak semua diberi nama sesuai momen penemuannya. Spot Coral Garden contohnya, diberi nama itu karena terumbu karangnya terhampar luas dan memiliki pemandangan seperti taman cantik.
Mansur dan teman-temannya sesama pegiat berharap wisata bawah laut di Muara Badak ini bisa terus berkembang sehingga bisa meningkatkan geliat perekonomian warga setempat. Saat ini sarana dan prasarana yang mendukung wisata juga terus dilengkapi.
“Kami juga terus belajar meningkatkan pengetahuan serta standar pelayanan wisata untuk diterapkan di Muara Badak ini,” katanya.
—
Sumber: liputan6.com